"Segala sesuatu tergatung niat Anda, segala karya tergantung niatnya."
"Everthing Depend On Your Intention - Innamal A'malu Binniyyah".
Segala sesuatu tergatung
niat Anda, segala karya tergantung niatnya. Pernyataan ini menggambarkan betapa
pentingnya niat. Sebuah gerak dalam hati yang tidak dapat dilihat dari luar dan
sepenuh tergantung diri sendiri.
Dari mana datangnya niat?
Apa bukti niat baik?
Bagaimana menumbuhkan niat
baik?
Niat memang sepenuhnya
datang dari dalam diri seseorang, namun ia lahir dari apa yang dilihat,
dipahami dan diyakini. Setelah melihat sesuatu yang dipahami kurang atau lebih
dan tepat atau tidak tepat biasanya akan muncul gerak hati untuk mempertanyakan
atau melakukan sesuatu. Karena itulah penting sekali memiliki pemahaman yang
tepat dan benar atas apa yang sedang terjadi. Namun yang tidak kalah pentingnya
adalah berbagai hal yang menjadi keyakinan seseorang.
Untuk inilah mengapa
diperlukan belajar ilmu pengetahuan untuk menjadi alat memahami bagaimana
proses sesuatu itu terjadi, namun juga memahami hukum kehidupan bagaimana
seharusnya dijalankan, hukum ini yang dalam bahasa agama disebut sebagai rukun
iman dan dalam kebangsaan disebut dengan ideologi bangsa. Seorang muslim
misalnya akan menentukan niatnya setelah melihat dan memahami sesuatu
berdasarkan keimanan keagamaan dan kebangsaannya.
Taruhlah sedang terjadi
bencana di daerah dimana kita hidup, maka yang pertama akan muncul pertanyaan
kenapa terjadi, apa yang perlu dilakukan, dengan siapa dan kapan. Pertanyaan
ini menyangkut aktifitas berniat, berpikir, berbuat atau berkarya, bersinergi,
berkolaborasi, berkomunikasi, berinovasi dan berefleksi sekaligus.
Jadi apa bukti niat baik?
Jawabnya adalah berpikir, berkarya dan berkolaborasi secara baik.
Lalu bagaimana menciptakan
lingkungan sosial, pendidikan dan proses belajar mengajar yang dapat melahirkan
niat baik?
Setiap kejadian di sekitar
kita, setiap mata pelajaran yang mengajarkan bagaimana kehidupan berjalan dapat
dijadikan bahan melahirkan niat baik. Caranya: selain mempertanyakan kenapa dan
bagaimana sesuatu itu terjadi, ajaklah selalu bertanya apa yang dirasakan,
konsultasikan dengan cita cita dan keyakinan, tanyakan apa yang mungkin dapat
dilakukan. Semua pertanyaan ini harus dijawab dengan jujur, dengan hati terbuka
dan pikiran terbuka, dan dalam rangka menghakimi tapi mendorong tumbuhnya
semangat positif.
Di dalam kelas atau di
lapangan upacara guru (apapun mata pelajarannya) dan kepala sekolah misalnya, harus
terus membiasakan di awal dan di akhir pelajarannya memasukkan proses ini
sampai tumbuh anak-anak yang wajahnya cerah penuh semangat, positif melihat
lingkungan dan optimis meraih masa depan.
Semangat
Sukses..!!!
Jakarta, 11 Agustus 2017
Tulisan karya : Kang Yoto [Bupati Bojonegoro, Jawa Timur].
Foto : Kang Yoto [Penulis].
Sumber : www.bengawanpost.com
Foto : Kang Yoto [Penulis].
Sumber : www.bengawanpost.com
COMMENTS